Pengertian Lompat Tali
Permainan lompat tali adalah permainan yang menyerupai tali
yang disusun dari karet gelang, ini merupakan permainan yang terbilang sangat
populer sekitar tahun 70-an sampai 80-an, menjadi favorit saat “keluar main” di
sekolah dan setelah mandi sore di rumah. Sederhana tapi bermanfaat, bisa
dijadikan sarana bermain sekaligus olahraga. Tali yang digunakan terbuat dari
jalinan karet gelang yang banyak terdapat di sekitar kita. Cara bermainnya bisa
dilakukan perorangan atau kelompok, jika hanya bermain seorang diri biasanya
anak akan mengikatkan tali pada tiang atau apa pun yang memungkinkan lalu
melompatinya. Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal tiga
anak, dua anak akan memegang ujung tali; satu dibagian kiri, satu lagi dibagian
kanan, sementara anak yang lainnya mendapat giliran untuk melompati tali. Tali
direntangkan dengan ketinggian bergradasi, dari paling rendah hingga paling
tinggi. Yang pandai melompat tinggi, dialah yang keluar sebagai pemenang.
Sementara yang kalah akan berganti posisi menjadi pemegang tali. Permainan
secara soliter bisa juga dengan cara skipping, yaitu memegang kedua ujung tali
kemudian mengayunkannya melewati kepala sampai kaki sambil melompatinya.
Sebenarnya permainan lompat tali karet sudah bisa dimainkan
semenjak anak usia TK ( sekitar 4 – 5 tahun ) karena motorik kasar mereka telah
siap, apalagi bermain lompat tali dapat menjawab keingintahuan mereka akan
rasanya melompat. Tapi umumnya permainan ini memang baru populer di usia sekolah
( sekitar 6 tahun ). Jenis permainan lompat tali terbagi menjadi dua : Lompat
kaki yang bersifat santai dan yang bersifat sport / olahraga. Lompat tali yang
santai biasanya dimainkan oleh anak perempuan sedangkan yang sport / olahraga
dimainkan oleh anak laki – laki. Dengan kata lain, permainan lompat tali
tersebut bisa dimainkan oleh laki – laki maupun perempuan tanpa memandang
gender.
Cara Bermain
- Para pemain melakukan hompipah atau pingsut untuk menentukan dua orang pemain yang menjadi pemegang tali.
- Kedua pemain yang menjadi pemegang tali melakukan pingsut untuk menentukan siapa yang akan mendapat giliran bermain terlebih dahulu jika ada pemain yang gagal melompat.
- Kedua pemain yang menjadi pemegang tali perentang tali karet dan pemain harus melompatinya satu persatu. ketinggian karet mulai dari setinggi mata kaki, lalu naik ke lutut, paha, hingga pinggang. Pada tahap-tahap ketinggian ini, pemain harus melompat tanpa menyentuh tali karet. Jika ada pemain yang menyentuh tali karet ketika melompat, gilirannya bermain selesai dan ia harus menggantikan pemain yang memegang tali.
- Posisi tali karet dinaikan ke dada, lalu dagu, telinga, ubun-ubun, tangan yang diangkat ke atas dengan kaki berjinjit. Pada tahap-tahap ketinggian ini, pemain boleh menyentuh tali karet ketika melompat, asalkan pemain dapat melewati tali dan tidak terjerat. Pemain juga diperbolehkan menggunakan berbagai gerakan untuk mempermudah lompatan, asalkan tidak memakai alat bantu.
- Pemain yang tidak berhasil melompati tali karet harus menghentikan permainannya dan menggantikan posisi pemegang tali. Jika semua tanggap ketinggian telah berhasil diselesaikan oleh para pemain, tali karet kembali diturunkan dan permainan dimulai dari awal. Begitu seterusnya hingga para pemain memutuskan untuk mengakhiri permainan ini.
Manfaat Permainan Lompat Tali
- Memberikan kegembiraan pada anak
- Melatih semangat kerja keras pada anak-anak untuk memenangkan permainan dengan melompati berbagai tahap lompatan tali
- Melatih kecermatan anak
Untuk dapat melompati tali (terutama pada posisi-posisi
tinggi), kemampuaan anak untuk memperkirakan tinggi tali dan lompatan yang
harus dilakukanya akan sanagat membantu keberhasilan anak melompati tali.
Melatih motorik kasar anak
Untuk membentuk otot yang padat, fisik yang kuat dan sehat,
serta mengembangkan kecerdasan kinestetik anak. Permainan yang dilakukan dengan
lompatan-lompatan ini juga bermanfaat menghindarkan anak dari resiko mengalami
obesitas.
Melatih keberanian anak dalam mengasah kemampuanya untuk
mengambil keputusan. Hal ini karena untuk melompat tali dengan ketinggian tertentu
membutuhkan keberanian untuk melakukannya. Anak juga harus mengambil keputusan
apakah akan melompat atau tidak.
Menciptakan emosi positif bagi anak.
Ketika bermain lompat tali, anak bergerak, berteriak, dan
tertawa. gerakan, tawa, dan teriakan ini sangat bermanfaat untuk membuat emosi
anak menjadi positif.
Menjadi media bagi anak untuk bersosialisasi.
Dari sosialisasi permainan ini, anak belajar bersabar,
menaati peraturan, berempati, dan menempatkan diri dengan baik diantara
teman-temanya.
Membangun sportifitas anak.
Pembelajaran melalui sportifitas ini di peroleh anak ketika
harus menggantikan posisi pemegang tali ketika ia gagal melompat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar