Olahraga arung jeram merupakan olahraga favorit dan pilihan kaum muda perkotaan di akhir pekan karena sifatnya yang menantang dan sekaligus menghibur. perjalanan sepanjang sungai-sungai yang liar dan berliku-liku dengan riaknya yang berayun-ayun telah menjadi sebuah pilihan dari gaya hidup.
Perkembangan arung jeram sangat terbantu dengan banyak sungai-sungai yang cocok untuk dijadikan arena arung jeram. sungai-sungai di Jawa yang berarus deras namun tidak berbahaya merupakan tempat-tempat favorit para penggila arung jeram pemula. sungai-sungai seperti Cisadane, Cimanuk, Cimandiri, dan sungai Citatih di Jawa Barat, serta sungai Serayu, Progo, dan sungai Bogowonto di Jawa Tengah adalah sungai-sungai yang menjanjikan petualangan tanpa resiko yang lebih tinggi. federasi arung jeram putih internasional menilai sungai-sungai Indonesia sebagai kelas kedua. Sungai Kahayan di Kalimantan Timur dijuluki sungai yang paling sulit di negeri ini dan direkomendasikan bagi pengarung jeram yang telah terlatih baik.
Ekspedisi tahun1998 yang mengarungi 1000 km di Sungai Kapuas dan Mahakam, Kalimantan tercatat sebagai ekspedisi terbesar yang pernah ada.
Olahraga Arung Jeram adalah olahraga kelompok dapat terdiri
dari 6 sampai 10 orang. Untuk dapat berhasil melewati beberapa rintangan
diperlukan kerja sama antar individu dalam kelompok tersebut. Jangan lupa pula
untuk mengenakan pengaman seperti helm dan penampung agar tidak terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan. Pada dasarnya, olahraga ini merupakan olahraga beresiko tinggi.
Namun bukan berarti semua orang tidak dapat melakukannya. Semua orang dapat
berarung jeram hanya saja dibutuhkan beberapa persiapan seperti fisik yang kuat
dan mental. Sebelum berarung jeram hendaknya, kita mengetahui alur-alur sungai
yang akan digunakan. Kita juga harus berlatih bagaimana cara menggunakan gayung
dan cara mengayuhkannya. Pelajari juga bagaimana cara membelokkan perahu dan
menghindari rintangan seperti batu-batu besar atau arus yang sangat deras. Kita
juga harus bersiap-siap dan membuat strategi apabila tiba-tiba perahu terbalik
atau ada teman satu perahu yang jatuh ke dalam sungai. Jangan ragu untuk
bertanya pada pemandu tentang hal-hal yang belum dipahami.
Olahraga dan rekreasi ini sebenarnya adalah olahraga yang
menyenangkan. Apalagi bagi Anda yang menyukai tantangan dan meningkatkan
adrenalin, olahraga ini merupakanpilihan yang tepat untuk Anda. Sebelum terjun
langsung ke sungai, Anda harus mengetahui terlebih dulu kondisi sungai. Anda
juga harus mengetahui apa yang harus dilakukan saat kondisi darurat. Saat
kondisi darurat, usahakan Anda dan tim bertindak cekatan, jangan panik dan
jangan gegabah. Periksalah kelengkapan terlebih dahulu dan jangan lupa untuk
berdoa sebelum melakukan olahraga Arung Jeram..
Sejarah petualangan sungai di Indonesia dimulai sekitar awal
tahun 1970-an dengan istilah olah raga arus deras (ORAD). Dipelopori oleh
rekan-rekan pecinta alam dari Bandung dan Jakarta, olah raga ini kemudian
menjadi salah satu olah raga petualangan yang paling diminati para pecinta alam.
Pada tahun 1975, salah satu kelompok pencinta alam menggelar Citarum Rally .
Sekitar tahun 1975, kelompok pencinta alam mengembangkan
juga olah raga ini dengan ekspedisi melintas Sungai Mahakam dan Sungai Barito,
bersama dengan Frank Morgan, seorang pengacara profesional. Kelompok ini juga
melaksanakan ekspedisi ke Sungai Alas.
Perahu dan peralatan yang dipakai mulai meningkat
kwalitasnya, dimulai dari ban dalam, perahu LCR tentara, sampai perahu karet
khusus Sungai (River Raft), juga perahu Kayak. Hal ini mendorong Arung Jeram
tumbuh cukup pesat, dan menarik minat para pengarung jeram untuk mengarungi
sungai-sungai di daerah yang jauh dan penuh tantangan. Sungai Mahakam, Barito,
Alas , Mamberamo dan Van Der Wall, kemudian juga diarungi. Di Pulau Jawa banyak
sungai yang biasa diarungi. Citarik, Cimandiri, Citatih, dan Cimanuk di Jawa
Barat. Jawa Tengah meiliki sungai Progo, Serayu dan Elo yang biasa diarungi.
Jawa Timur memilki sungai Ireng-ireng di lereng Gunung Semeru, yang cukup
menantang. Arung Jeram terus berkembang dengan cukup pesat. Namun, seiring
dengan perkembangannya beberapa kecelakaan yang merenggut nyawa juga menjadi
bagian dari sejarah perkembangan arung jeram Indonesia.
Telah beberapa kali diadakan kejuaraan arung jeram oleh
beberapa perkumpulan di Indonesia, tetapi belum terdapat standard baku baik
tentang penyelenggaraan, peralatan maupun penilaiannya. Pada tahun 1994
diadakan Kejuaraan Nasional Arung Jeram yang agak resmi di Sungai Ayung,
Ubud-Bali. Di kejuaraan ini diterapkan standard penyelenggaran internasional,
baik perlengkapan, materi lomba maupun perlengkapan dan penjuriannya. Kegiatan
inilah yang kemudian dianggap pemicu kebangkitan Arung Jeram di Indonesia.
Secara komersial wisata Arung Jeram diperkenalkan oleh SOBEK
EXPEDITION yang kemudian membuka wisata Arung Jeram di Sungai Ayung Bali,
sungai Alas di Aceh , sungai Saadan - Toraja, Sulawesi Selatan dan Citarik Jawa
Barat. Saat ini sudah banyak operator wisata Arung Jeram, baik di Jawa, Bali,
Sumatera Barat, Aceh dan Sulawesi Utara. Dengan berkembangnya wisata Arung
Jeram ini, maka saat ini Arung Jeram telah menjadi olah raga petualangan
sekaligus wisata dan rekreasi keluarga, siap menantang siapa saja yang ingin
menikmati pengalaman baru, dan bukan lagi hanya kegemaran dari para petualang
sejati.
Dengan banyaknya potensi sungai di Indonesia yang dapat
dikembangkan sebagai sarana wisata Arung Jeram, sementara disisi lain terdapat
keterbatasan sumberdaya manusia dibidang ini yang belum terjembatani. Hal ini
merupakan peluang dan tantangan tersendiri bagi para penggiat Arung Jeram di
indonesia, untuk meningkatkan kualitas diri di bidang Arung Jeram.
Dunia arung jeram di Indonesia sedang mengalami perkembangan
yang pesat pada saat ini. Banyak sekali bermunculan perkumpulan-perkumpulan
arung jeram maupun dibentuknya divisi-divisi baru khusus arung jeram pada
perkumpulan pencinta alam yang sudah ada. Demikian juga dengan tumbuhnya
industri wisata Arung Jeram, yang memacu kegairahan berbagai kelompok
masyarakat untuk ikut menikmati Arung Jeram. Tumbuhnya industri wisata arung
jeram ini sayangnya tidak diimbangi dengan Standar Pelayanan dan Keselamatan
Wisata Arung Jeram, karenanya seiring makin banyaknya peminat wisata, timbulnya
korban juga bertambah. Kecelakaan arung jeram yang menimpa Kepala Divisi
Komunikasi BPPN Raymond van Beekum lantaran tersipu air bah di sungai Cisedane,
Bogor, sempat mengguncang bisnis wisata arung jeram di Jawa Barat selama lebih
dari 1 (satu) tahun, karena luasnya liputan media massa. Dibentuknya Asosiasi
Pengusaha Arung Jeram (IWA Indonesia White Water Association) diharapkan
menjadi mitra bagi FAJI, untuk ikut membangun dunia arung jeram Indonesia yang
aman dan berprestasi international.
Utamakan Keselamatan
Diantara olah raga petualangan seperti Mendaki Gunung
(Mountaneering), Panjat Tebing (Rock Climbing), dan juga Penyelusuran Gua (Caving),
Arung Jeram secara rata-rata dianggap lebih menantang, beresiko dan berbahaya.
Hal ini karena Arung Jeram harus menghadapi rintangan alam yang nyata, dan
kadang tidak dapat diduga dan datangnya tiba-tiba. Tetapi seorang penulis
petualangan kenamaan, William Mc. Ginnes, menyatakan bahwa sebenarnya Arung
Jeram tak lebih beresiko dibanding mengemudi di jalan raya. Walu begitu,
pengarungan sungai haruslah disesuaikan dengan kemampuan, ketrampilan dan
keadaan alam. Karenanya dalam ber-Arung Jeram keselamatan haruslah tetap
menjadi pertimbangan utama.
Sungai berjeram dibagi dalam berbagai tingkat kesulitan
(kelas), dari Kelas I (termudah) sampai Kelas VI (tak boleh diarungi). Seperti
juga olah raga petualangan lainya Arung Jeram juga memiliki 2 macam bahaya utama
; bahaya dari diri sendiri, termasuk persiapan dan perlengkapan (Subjective
Danger) dan bahaya dari alam (Objective Danger). Untuk Arung Jeram, bahaya dari
alam terutama adalah sifat dari sungai itu sendiri. Demikian juga perlengkapan,
kalau tidak tepat dan kurang lengkap akan menimbulkan bahaya yang nyata
(Kecelakaan). Adapun untuk menghindari bahaya dari diri sendiri, seseorang
harus berlatih, berlatih dan belajar, baik ketrampilan maupun ilmu-ilmu
pendukungnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar