Minggu, 30 Oktober 2016

ARUNG JERAM


Olahraga arung jeram merupakan olahraga favorit dan pilihan kaum muda perkotaan di akhir pekan karena sifatnya yang menantang dan sekaligus menghibur. perjalanan sepanjang sungai-sungai yang liar dan berliku-liku dengan riaknya yang berayun-ayun telah menjadi sebuah pilihan dari gaya hidup.

Perkembangan arung jeram sangat terbantu dengan banyak sungai-sungai yang cocok untuk dijadikan arena arung jeram. sungai-sungai di Jawa yang berarus deras namun tidak berbahaya merupakan tempat-tempat favorit para penggila arung jeram pemula. sungai-sungai seperti Cisadane, Cimanuk, Cimandiri, dan sungai Citatih di Jawa Barat, serta sungai Serayu, Progo, dan sungai Bogowonto di Jawa Tengah adalah sungai-sungai yang menjanjikan petualangan tanpa resiko yang lebih tinggi. federasi arung jeram putih internasional menilai sungai-sungai Indonesia sebagai kelas kedua. Sungai Kahayan di Kalimantan Timur dijuluki sungai yang paling sulit di negeri ini dan direkomendasikan bagi pengarung jeram yang telah terlatih baik.

Ekspedisi tahun1998 yang mengarungi 1000 km di Sungai Kapuas dan Mahakam, Kalimantan tercatat sebagai ekspedisi terbesar yang pernah ada.

Olahraga Arung Jeram adalah olahraga kelompok dapat terdiri dari 6 sampai 10 orang. Untuk dapat berhasil melewati beberapa rintangan diperlukan kerja sama antar individu dalam kelompok tersebut. Jangan lupa pula untuk mengenakan pengaman seperti helm dan penampung agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Pada dasarnya, olahraga ini merupakan olahraga beresiko tinggi. Namun bukan berarti semua orang tidak dapat melakukannya. Semua orang dapat berarung jeram hanya saja dibutuhkan beberapa persiapan seperti fisik yang kuat dan mental. Sebelum berarung jeram hendaknya, kita mengetahui alur-alur sungai yang akan digunakan. Kita juga harus berlatih bagaimana cara menggunakan gayung dan cara mengayuhkannya. Pelajari juga bagaimana cara membelokkan perahu dan menghindari rintangan seperti batu-batu besar atau arus yang sangat deras. Kita juga harus bersiap-siap dan membuat strategi apabila tiba-tiba perahu terbalik atau ada teman satu perahu yang jatuh ke dalam sungai. Jangan ragu untuk bertanya pada pemandu tentang hal-hal yang belum dipahami.

Olahraga dan rekreasi ini sebenarnya adalah olahraga yang menyenangkan. Apalagi bagi Anda yang menyukai tantangan dan meningkatkan adrenalin, olahraga ini merupakanpilihan yang tepat untuk Anda. Sebelum terjun langsung ke sungai, Anda harus mengetahui terlebih dulu kondisi sungai. Anda juga harus mengetahui apa yang harus dilakukan saat kondisi darurat. Saat kondisi darurat, usahakan Anda dan tim bertindak cekatan, jangan panik dan jangan gegabah. Periksalah kelengkapan terlebih dahulu dan jangan lupa untuk berdoa sebelum melakukan olahraga Arung Jeram..

Sejarah petualangan sungai di Indonesia dimulai sekitar awal tahun 1970-an dengan istilah olah raga arus deras (ORAD). Dipelopori oleh rekan-rekan pecinta alam dari Bandung dan Jakarta, olah raga ini kemudian menjadi salah satu olah raga petualangan yang paling diminati para pecinta alam. Pada tahun 1975, salah satu kelompok pencinta alam menggelar Citarum Rally .

Sekitar tahun 1975, kelompok pencinta alam mengembangkan juga olah raga ini dengan ekspedisi melintas Sungai Mahakam dan Sungai Barito, bersama dengan Frank Morgan, seorang pengacara profesional. Kelompok ini juga melaksanakan ekspedisi ke Sungai Alas.

Perahu dan peralatan yang dipakai mulai meningkat kwalitasnya, dimulai dari ban dalam, perahu LCR tentara, sampai perahu karet khusus Sungai (River Raft), juga perahu Kayak. Hal ini mendorong Arung Jeram tumbuh cukup pesat, dan menarik minat para pengarung jeram untuk mengarungi sungai-sungai di daerah yang jauh dan penuh tantangan. Sungai Mahakam, Barito, Alas , Mamberamo dan Van Der Wall, kemudian juga diarungi. Di Pulau Jawa banyak sungai yang biasa diarungi. Citarik, Cimandiri, Citatih, dan Cimanuk di Jawa Barat. Jawa Tengah meiliki sungai Progo, Serayu dan Elo yang biasa diarungi. Jawa Timur memilki sungai Ireng-ireng di lereng Gunung Semeru, yang cukup menantang. Arung Jeram terus berkembang dengan cukup pesat. Namun, seiring dengan perkembangannya beberapa kecelakaan yang merenggut nyawa juga menjadi bagian dari sejarah perkembangan arung jeram Indonesia.

Telah beberapa kali diadakan kejuaraan arung jeram oleh beberapa perkumpulan di Indonesia, tetapi belum terdapat standard baku baik tentang penyelenggaraan, peralatan maupun penilaiannya. Pada tahun 1994 diadakan Kejuaraan Nasional Arung Jeram yang agak resmi di Sungai Ayung, Ubud-Bali. Di kejuaraan ini diterapkan standard penyelenggaran internasional, baik perlengkapan, materi lomba maupun perlengkapan dan penjuriannya. Kegiatan inilah yang kemudian dianggap pemicu kebangkitan Arung Jeram di Indonesia.

Secara komersial wisata Arung Jeram diperkenalkan oleh SOBEK EXPEDITION yang kemudian membuka wisata Arung Jeram di Sungai Ayung Bali, sungai Alas di Aceh , sungai Saadan - Toraja, Sulawesi Selatan dan Citarik Jawa Barat. Saat ini sudah banyak operator wisata Arung Jeram, baik di Jawa, Bali, Sumatera Barat, Aceh dan Sulawesi Utara. Dengan berkembangnya wisata Arung Jeram ini, maka saat ini Arung Jeram telah menjadi olah raga petualangan sekaligus wisata dan rekreasi keluarga, siap menantang siapa saja yang ingin menikmati pengalaman baru, dan bukan lagi hanya kegemaran dari para petualang sejati.

Dengan banyaknya potensi sungai di Indonesia yang dapat dikembangkan sebagai sarana wisata Arung Jeram, sementara disisi lain terdapat keterbatasan sumberdaya manusia dibidang ini yang belum terjembatani. Hal ini merupakan peluang dan tantangan tersendiri bagi para penggiat Arung Jeram di indonesia, untuk meningkatkan kualitas diri di bidang Arung Jeram.

Dunia arung jeram di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang pesat pada saat ini. Banyak sekali bermunculan perkumpulan-perkumpulan arung jeram maupun dibentuknya divisi-divisi baru khusus arung jeram pada perkumpulan pencinta alam yang sudah ada. Demikian juga dengan tumbuhnya industri wisata Arung Jeram, yang memacu kegairahan berbagai kelompok masyarakat untuk ikut menikmati Arung Jeram. Tumbuhnya industri wisata arung jeram ini sayangnya tidak diimbangi dengan Standar Pelayanan dan Keselamatan Wisata Arung Jeram, karenanya seiring makin banyaknya peminat wisata, timbulnya korban juga bertambah. Kecelakaan arung jeram yang menimpa Kepala Divisi Komunikasi BPPN Raymond van Beekum lantaran tersipu air bah di sungai Cisedane, Bogor, sempat mengguncang bisnis wisata arung jeram di Jawa Barat selama lebih dari 1 (satu) tahun, karena luasnya liputan media massa. Dibentuknya Asosiasi Pengusaha Arung Jeram (IWA Indonesia White Water Association) diharapkan menjadi mitra bagi FAJI, untuk ikut membangun dunia arung jeram Indonesia yang aman dan berprestasi international.

Utamakan Keselamatan

Diantara olah raga petualangan seperti Mendaki Gunung (Mountaneering), Panjat Tebing (Rock Climbing), dan juga Penyelusuran Gua (Caving), Arung Jeram secara rata-rata dianggap lebih menantang, beresiko dan berbahaya. Hal ini karena Arung Jeram harus menghadapi rintangan alam yang nyata, dan kadang tidak dapat diduga dan datangnya tiba-tiba. Tetapi seorang penulis petualangan kenamaan, William Mc. Ginnes, menyatakan bahwa sebenarnya Arung Jeram tak lebih beresiko dibanding mengemudi di jalan raya. Walu begitu, pengarungan sungai haruslah disesuaikan dengan kemampuan, ketrampilan dan keadaan alam. Karenanya dalam ber-Arung Jeram keselamatan haruslah tetap menjadi pertimbangan utama.


Sungai berjeram dibagi dalam berbagai tingkat kesulitan (kelas), dari Kelas I (termudah) sampai Kelas VI (tak boleh diarungi). Seperti juga olah raga petualangan lainya Arung Jeram juga memiliki 2 macam bahaya utama ; bahaya dari diri sendiri, termasuk persiapan dan perlengkapan (Subjective Danger) dan bahaya dari alam (Objective Danger). Untuk Arung Jeram, bahaya dari alam terutama adalah sifat dari sungai itu sendiri. Demikian juga perlengkapan, kalau tidak tepat dan kurang lengkap akan menimbulkan bahaya yang nyata (Kecelakaan). Adapun untuk menghindari bahaya dari diri sendiri, seseorang harus berlatih, berlatih dan belajar, baik ketrampilan maupun ilmu-ilmu pendukungnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar