Anggar adalah seni ketangkasan senjata dengan teknik kemampuan seperti memotong, menusuk, atau menangkis senjata lawan dengan memanfaatkan kelincahan tangan. Anggar mulanya merupakan cabang olahraga yang diajarkan di sekolah-sekolah Eropa. Olahraga ini mengalami penyebarluasan ketika ia di pertandingkan secara resmi di ajang Olimpiade.
Pada mulanya, anggar adalah seni beladiri yang menggunakan pedang. Pertandingan anggar pertama berlangsung di Mesir pada abad ke-11 SM.
Bentuk pedang yang diciptakan oleh koeningsmarken dari Polandia memberi inspirasi terciptanya jenis senjata yang kini dipakai dalam pertandingan-pertandingan olahraga anggar, yaitu Floret, Sabel, dan Degen.
Pada abad ke-17, semasa Perancis diperintah Louis XIV, pertandingan anggar menggunakan mode pakaian dari bahan satin, jas panjang brokat, dan celana sampai lutut. Penemuan topeng pelindungan wajah di tahun 1780, oleh La Boessiere, seorang master anggar dari Prancis, mendorong adanya perubahan teknik anggar, terutama dalam rangka melindungi atlet dari cedera berbahaya.
Istilah-istilah seperti remise, counter repaste, dan redoublement, kemudian muncul besamaan dengan perubahan sistem permainan.
Organisasi anggar Indonesia bernama Ikatan Pemain Anggar di Indonesia (IPADI) berdiri tahun 1951, dengan Rusman Rukmatoro sebagai ketua umum pertama.Pada PON I 1948 di Solo, Jawa Tengah, anggar termasuk nomor eksibisi. Anggar resmi di pertandingkan pada PON II tahun 1954, di Jakarta.
Tahun 1953, IPADI mengadakan kongres dan Kejurnas I di Jakarta. Kongres ini memutuskan R.A. Kosasih sebagai ketua umum dan mengubah nama IPADI menjadi Ikatan Anggar Seluruh Indonesia atau IKASI, dengan kantor pusatnya berkedudukan di Bandung. Tahun 1967, IKASI memindah markasnya ke Jakarta.
Tim anggar Indonesia berpatisipasi dalam kejuaraan internasional, seperti POPN Arab tahun 1953, Olimpiade Melboerne 1956, Asia Oceani di Singapura tahun 1975.
Anggar mengawali kiprahnya di ajang Asian Games Bangkok, Thailand tahun 1978. Bintang anggar Indonesia, Silvia Koeswandi, merebut medali perak di Asia Games di Beijing, Cina. Pada SEA 2005 di Philiphina, tim anggar Indonesia meraih satu emas, satu perak, dan lima perunggu. Rini Ismalasari, Isnawaty Sir Ida, Enny handayani dan Ansye Pattiasina mempersembahkan emas lewat nomor beregu putri. Hasil ini sangat melegakan karena pada SEA Games 2003 di Vietnam, anggar mengalami paceklik medali.
Dalam menghadapi kejuaranaan internasional, IKASI mengadakan seleksi dan Kejuaraan Nasional. Pemilihan pemain berdasarkan peringkat. Kriteria utama pemilihan pemain berdasarkan bakat dan kemampuan dasar pemain. Selanjutnya, postur, pendidikan, dan ranking.
anggar yang dipertandingkan pada olimpiade memainkan tiga nomor yang dinamakan berdasarkan senjatanya:
Floret (foil): pedang yang berbentuk langsing, lentur dan ringan, ujungnya datar atau bulat, tumpul dan berpegas. bila ditusukkan dapat naik/turun, beratnya 500 gram (5 ons). pelindung tangan yang terdapat pada floret lebih kecil dibandingkan dengan Degen atau Sabel. ujungnya untuk menusuk dan bagian bawah untuk menangkis dan menekan.
Sabel (sabre): Pedang yang berbentuk segitiga dan sudutnya
tidak tajam, seperti parang kecil, semakin keatas semakin pipih dan ujungnya
ditekuk hingga tidak meruncing, beratnya 500 gram. Pelindungan penuh menutupi
tangan sampai pangkal tangkai. Bagian atas pedang untuk memarang dan bagian
bawah untuk menangkis, serta ujungnya untuk menusuk.
Degen (epée): Pedang berbentuk segitiga dan berparit, pada
pangkalnya tebal dan samping keujung kecil, agak kaku. Ujungnya datar dan
berpegas dengan pelindung tangan besar, beratnya 750-770 gram. Bagian bawah
pedang untuk menangkis dan ujungnya untuk menusuk.
Arena anggar biasanya dalam ruangan tertutup, panjangnya 12
meter dan lebarnya 2 meter. Ditutupi linolium (gabus) dan dilengkapi peralatan
elektronik untuk mengetahui terjadinya poin.
Setiap wasit yang memimpin pertandingan, dapat menjatuhkan
sanksi (hukuman) pada atlet, apabila melakukan pelanggaran yang ditentukan.
Pelanggaran pertama, wasit mengeluarkan kartu kuning. Pelanggaran kedua, wasit
mengeluarkan kartu merah. Pelanggaran ketiga, wasit mengeluarkan kartu hitam,
(pelanggaran berat, atlet diskor dari pertandingan).
Pakaian terdiri dari:
- Masker (Pelindung Muka).
- Sarung Tangan.
- Baju Jaket terbuat dari bahan yang kuat dan berwarna putih.
- Untuk pemain Epee atau Poil, baju pemain terbuat dari metal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar